Tel Aviv, Ratusan orang melakukan protes di Tel Aviv ketika militer mengakui bahwa mereka menembak dan membunuh tiga tahanan Israel yang ditahan di utara Jalur Gaza yang terkepung.
Daniel Hagari, Juru bicara militer, mengatakan tiga warga Israel yang ditahan oleh Hamas sejak awal Oktober “secara keliru” dibunuh oleh tembakan ramah di lingkungan Shujaiya di Gaza.
“Saat dilakukan penggeledahan dan pengecekan di sekitar lokasi kejadian, timbul kecurigaan terhadap identitas almarhum,” ujarnya. “Mayat mereka dipindahkan…untuk diperiksa, setelah itu dipastikan bahwa mereka adalah tiga sandera Israel.”
Hagari mengatakan militer sedang “meninjau” keadaan seputar penembakan fatal itu. Pernyataannya mengidentifikasi ketiga tahanan tersebut sebagai Yotam Haim, Alon Shimriz dan Samer Talalka.
Ketika berita tentang insiden tersebut menyebar, ratusan orang berkumpul di Tel Aviv untuk menyerukan rezim Israel agar membebaskan 129 tahanan yang masih ditahan di Gaza.
“Saya sangat ketakutan,” kata Merav Svirsky, saudara perempuan tahanan Itay Svirsky. “Kami menuntut kesepakatan sekarang.”
Bulan lalu, sebuah laporan investigasi oleh Press TV menyatakan bahwa pasukan Israel diyakini telah membunuh rakyat mereka sendiri, namun media rezim tersebut menyalahkan pasukan perlawanan Palestina atas kematian tersebut.
Pada bulan November, gencatan senjata yang berumur pendek menghasilkan lebih dari 100 tahanan dibebaskan dengan imbalan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Kesepakatan itu telah berakhir dan pertempuran kembali terjadi.
Namun kematian para tahanan telah meningkatkan pengawasan ketat terhadap bagaimana Israel melakukan serangan darat dan udara di Gaza.
Sebagai pembalasan atas operasi Hamas pada bulan Oktober, perdana menteri garis keras Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan para tahanan.
Namun taktiknya telah menimbulkan kecaman keras dari negara-negara Muslim, dan kegelisahan mendalam di antara sekutunya di Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara lain.
Dengan perang yang kini telah menewaskan lebih dari 18.800 orang, Gedung Putih, yang memberikan bantuan militer miliaran dolar kepada Israel, mendapat kecaman.
Penasihat keamanan utama Presiden Joe Biden Jake Sullivan mengunjungi Israel dan Tepi Barat pada hari Jumat.
“Kami tidak percaya bahwa masuk akal bagi Israel, atau tepat bagi Israel, untuk...menduduki kembali Gaza dalam jangka panjang,” kata Sullivan setelah bertemu dengan para pemimpin Israel.
Hamas mengatakan pada akhir pekan bahwa mereka tidak akan pernah menyerah pada tekanan serangan Israel yang tak henti-hentinya di Gaza untuk membebaskan sisa tahanan Israel sampai invasi berhenti.
Kelompok tersebut mengatakan mereka akan membebaskan tahanan Israel hidup-hidup hanya jika Israel dan para pendukungnya menerima tuntutan mereka, termasuk pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. (Press Tv)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar